Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Inspirasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Inspirasi. Tampilkan semua postingan

Senin, April 21, 2014

Perempuan Pemanjat Tebing

Perkenalan saya dengan dunia panjat tebing bermula dari pendidikan dasar pecinta alam di kampus. Saya terjebak sebetulnya, terjebak menikmati! Yah, di pendidikan dasar pecinta alam saya mengenal panjat tebing dan kegiatan alam terbuka lainnya. Teman saya yang mengajak untuk mengikuti pendidikan dasar. Ia yang awalnya antusias tetapi sayang pada saat tahap lapangan, ia sakit sehingga tidak bisa mengikuti. Tahun kedua kuliah, ia baru ikutan lagi. Saya, jadi instrukturnya. Saya sudah jadi anggota pecinta alam sebelum dia. Oh iya, nama saya Sekar Andina Putri.

The Climber (fineartamerica.com)
Citatah, saya tahu nama itu karena setiap kali pulang dari kota tempat saya kuliah ke rumah, saya melewatinya. Dari dalam bis, saya menatap jajaran tebing-tebing kapur itu sambil berharap suatu saat bisa mendatanginya untuk merasakan lebih dekat. Saat pendidikan dasar itulah saya bisa berada dekat dan memanjatnya sampai ke pertengahan tebing. Tidak sampai puncak karena komando pendidikan dasar sudah menetapkan jalur yang harus dilewatinya. Ternyata, susah payah saya memanjat tebing tersebut. Kalau bukan semangat, saya sudah mengundurkan diri saat kesulitan memanjat tebing. Tapi pengalaman inilah yang mengantarkan saya pada dunia yang kemudian menjadi bagian dari aktivitas keseharian saya.

Selesai pendidikan dasar, berbekal uang tabungan serta urunan para anggota pecinta alam di kampus, saya ikut sekolah panjat tebing. Sekolah lanjutan untuk yang berminat mendalaminya. Ada banyak kelas yang diselenggarakan seperti kelas dasar pemanjat pemula, fotografi, dan vertical rescue. Saya ambil kelas dasar pemula. Tahun berikutnya saya ambil fotografi dan vertical rescue. Karena mencintai dunia panjat tebing, saya pun semakin senang melakukan ekspedisi ke tebing-tebing alam. Kejuaran-kejuaraan panjat tebing yang dilakukan oleh pecinta alam, federasi, dan juga organisasi lainnya sering saya ikuti. Kejuaraan dari tingkat daerah, piala presiden, piala menpora, tingkat nasional, dan tingkat internasional pernah saya ikuti.

Perkuliahan, tentu saja saya perhatikan. Bersyukur beberapa dosen sangat mengerti dengan dunia saya. Apalagi kalau mereka tahu prestasi terbaiknya diukir oleh mahasiswinya, mereka senang dan perguruan tinggi tempat saya kuliah pun ikut bangga.

Berada di lingkungan yang didominasi laki-laki tidak membuat saya risih, apalagi saya tahu mereka sangat hormat pada perempuan. Saya tahu mereka dan percaya sepenuhnya mereka yang berada di sekitar saya adalah orang-orang baik yang selalu mendukung, menyemangati, dan mencandai saat berada di alam terbuka. Perempuan tidak harus berada di rumah saja, saya selalu ingat kata-kata ibu. Mungkin ibu juga termasuk perempuan mandiri. Saya ingat sosok R. A. Kartini dengan perjuangan emansipasinya. Jujur saja perjuangan R. A. Kartini menginspirasi saya. Sebagai pemanjat tebing, saya menyukai tantangan-tantangan dan perjuangan sesudah berhasil melewatinya adalah kenikmatan tersendiri. Saya perempuan mandiri, pejuang, dan pemanjat tebing.
Share:

Rabu, Desember 18, 2013

Merindumu

Ada satu bait lagu Jikustik yang menarik bagi saya, isinya tentang kerinduan menulis untuk seseorang yang selalu di hatinya. Menulis bagi saya sudah seperti bagian hidup. Apapun itu, selalu saya usahakan untuk merekamnya dalam sebuah catatan.
Singapore 2013 (@idenide)
Catatan penting ataupun tidak penting bagi saya tidak masalah yang penting menulis. Sekali lagi menulis, ketika ide-ide liar berterbangan maka menulis adalah jalan satu-satunya mengumpulkan, merunut dan mungkin saja menyimpulkan langsung dari setiap ide yang ada. Setelah ide, tentu saja bergerak. Membaca, menulis adalah bagian dari gerakan.
Maka bait lagu Jikustik menjadi menarik yang berisi tentang menulis. Inilah bait lagu yang dimaksud.

Kapan lagi kutulis untukmu tulisan-tulisan indahku yang dulu, 
pernah warnai dunia, puisi terindahku hanya untukmu..
Mungkinkah kau kan kembali lagi, menemaniku menulis lagi?
Kita arungi bersama puisi terindahku hanya untukmu.


Tak lupa sebuah kerinduan, saya senang membaca bait lagu Payung Teduh 'Resah' saat saya tak bisa menggambarkan saat-saat merasa penjelajahan berakhir dan akan berganti.

Aku ingin berjalan bersamamu
Dalam hujan dan malam gelap
Tapi aku tak bisa melihat matamu
Aku ingin berdua denganmu
Di antara daun gugur
Aku ingin berdua denganmu
Tapi aku hanya melihat keresahanmu
Untukmu yang membaca tulisan ini, mungkin perasaan kita sama saat mengalami kejadian yang sama. Saat menjelang perpisahan dan mengingat perjalanan ke belakang yang penuh dinamika. Saat senang, saat bersama-sama yang berkesan. Kita tidak bisa berada di tempat yang sama terus, saatnya melepaskan semua hal yang terjadi dengan keikhlasan. Biarkan semuanya menjadi kenangan, begitu juga dengan tulisan ini. Ini adalah kenangan saat melepas penjelajahan yang sudah dilewati bersama-sama untuk melanjutkan penjelajahan dengan jalur yang berbeda dan anggota yang beda. 
Share:

Senin, Oktober 14, 2013

Semua Adalah Ilusi

Zen mengatakan "semua adalah ilusi". Ilusi adalah suatu persepsi panca indera yang disebabkan adanya rangsangan panca indera yang ditafsirkan secara salah. Ilusi yang paling mudah dikenal adalah ilusi optik. Ilusi optis adalah ilusi yang terjadi karena kesalahan penangkapan mata manusia. 

Semua yang tidak ada di hadapan kita itu hanya ilusi karena sebenarnya kita bisa membuatnya nyata di alam pikiran kita. Kita bisa saja berbicara dengan siapa saja yang kita inginkan, melakukan apa saja dengan mereka melalui alam pikiran kita. Kita bisa melakukan apa saja dengan bebas tanpa mengganggu orang lain di alam pikiran kita. Kita hanya cukup dengan menciptakan dunia di pikiran kita dan kita bebas melakukan apa saja di dunia kita.

Kita bisa saja ke masa depan dengan segala imajinasi yang kita miliki, kita bisa menjelajah jauh beberapa tahun ke depan yang mungkin tahun itu kita tidak hidup lagi. Jadi semua yang ada di dunia ini, yang kita lewati dan yang akan datang hanyalah ilusi.

Terkadang ilusi ini menyadarkan kita tentang hal yang terjadi dan bertentangan dengan pikiran kita adalah sesuatu yang wajar. Itulah ilusi. Demikian dan seterusnya, sebuah fakta dan pikiran bisa selalu bertentangan. Kedua bisa jadi benar tetapi keduanya bisa juga selaras. Pikiran kita dan hati kita mengendalikan semuanya. Seandainya orang lain menilai dengan subjektif tentang kenyataannya, ya terima saja. Lebih mudah! Semua adalah ilusi!


www.searchquotes.com

Share:

Minggu, September 22, 2013

Inspirasi Anies Baswedan

Suatu hari di siang yang cerah, saya mendapat kesempatan untuk datang di diskusi yang dihadiri oleh Anies Baswedan.Tentu saja ini menjadi spesial karena kehadiran Anies Baswedan, tokoh muda Indonesia yang masuk dalam jajaran 100 orang intelektual muda berpengaruh di dunia pada abad ini.
Anies Baswedan menyempatkan diri untuk berbagi pengalaman tentang pendidikan, masa depan pendidikan Indonesia, dan Indonesia Mengajar. Anies memulai dengan mengatakan bahwa siapa saja di antara kita yang membicarakan harapan, masa depan dengan belajar dari sejarah, dialah seorang muda. Sementara seorang tua hanya berbicara tentang romantika sejarah di belakang. Berbicara pendidikan berarti berbicara masa depan bangsa Indonesia. Segudang masalah pendidikan Indonesia hanya bisa diselesaikan oleh siapapun yang bergerak untuk memperbaikinya. Bukan oleh konsultan, bukan juga oleh peneliti yang hanya memberikan solusi tetapi tidak sanggup berada dalam masalah.
Anies Baswedan
Anies mengatakan bahwa hal pertama yang bisa dilakukan adalah memasuki masalah itu sendiri. Jadikan diri kita sebagai bagian dari masalah pendidikan, masalah harus dimiliki agar kita tergerak untuk memperbaikinya dengan karya nyata. Indonesia Mengajar adalah bagian dari karya nyata seorang Anies Baswedan dalam memberikan pengalaman baik untuk guru maupun anak-anak sekolah di pelosok. Indonesia Mengajar adalah bentuk pemenuhan janji bangsa Indonesia dalam ”Mencerdaskan kehidupan bangsa” yang tertuang dalam UUD 45.
Guru.. Yah.. Bagi Anies, guru punya peran strategis dalam membangun semangat kebangsaan dan membangun bangsa yang terdidik dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tetapi kualitas guru yang ada belum sepenuhnya memadai, guru-guru berkualitas hanya ada di kota-kota besar dengan fasilitas gaji yang memadai, rumah, dan tunjangan ini itu. Berbeda dengan guru yang ada di pelosok, padahal murid-murid tidak mengenal kota dan desa. Murid-murid adalah anak yang memiliki potensi
luar biasa dalam belajar. Dan jangan dilupakan bahwa generasi selanjutnya yang akan meneruskan bangsa ini adalah anak-anak sekarang.

Anies sebagaimana akademisi lainnya, juga memberikan data dan fakta global seputar pendidikan. Tentang Amerika, China, India, Taiwan, dan Singapura yang fokus pada pendidikannya sangat besar dibanding Indonesia. Kemudian fakta-fakta tentang produk hasil sekolah yang kemudian menjadi bagian dari kebanggaan bangsanya.
Anies juga menyoroti tentang kualitas mahasiswa lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia dengan lulusan Perguruan Tinggi di luar negeri seperti China. Jauhlah pokoknya kalau bicara fakta yang dipaparkan Anies Baswedan.
Di acara tersebut juga hadir budayawan Aat Soeratin yang membuka acara dengan mengkhidmati hari kemerdekaan RI dengan menyanyikan lagu kebangsaan serta merangkai acara awal dan akhir yang menarik. Setelah Anies Baswedan memaparkan pandangannya tentang pendidikan, diskusi interaktif dilakukan dengan peserta. Setelah acara diskusi beres, menjelang akhir acara, Anies Baswedan menyalakan obor di depan merah putih. Obor semangat kebangsaan yang harus terus dinyalakan untuk generasi bangsa yang lebih baik. Anies sudah membawa semangat kebangsaan pada diskusi sore itu!
Share:

Senin, Juni 03, 2013

Kreativitas Memasak

Satu hal yang menarik dilakukan di sekolah sebagai implementasi pembelajaran menarik dan menyenangkan adalah memasak. Dalam konteks pembelajaran aktif, memasak adalah kegiatan yang secara langsung bisa dilihat hasilnya. Anak yang memiliki kreativitas dan kemauan belajar yang tinggi akan menghasilkan masakan yang menarik dan tentu saja enak.
Kalau saya coba komparasi ke konsep di Waldorf School yang memakai pemikiran Rudolf Steiner, memasak adalah salah satu bentuk berkarya yang secara filosofis mengenalkan kepada anak tentang pentingnya mengolah makanan untuk bekal hidup saat mereka dewasa.
Memasak setelah mereka menanam dari awal benih sampai layak untuk ditanam. Banyak hal menarik di sisi itu, anak bisa diajak untuk merasakan makanan sendiri dari hasil tanaman yang ditanam sendiri di kebun sekolah. Ini bentuk idealnya, bentuk praktisnya bisa saja memasak dari bahan makanan yang sudah disediakan. Misalnya anak memasak telur, nasi, dan lain-lain.
Kemandirian harus ditanamkan sejak dini mulai dari sekolah. Memasak adalah bagian dari pelajaran kemandirian yang akan berguna kelak ketika mereka dewasa saat semua harus dikerjakan sendiri.
Nah, sekolah sejatinya mengajarkan pengalaman-pengalaman yang harus menjadi bekal mereka dikemudian hari saat anak-anak tumbuh dan berkembang untuk menjalankan perannya di kehidupan. Berikan makna pada setiap aktivitasnya agar semuanya terasa bernilai. 

Memasak telur itu menyenangkan, anak-anak menyukainya!
Share:

Kamis, Oktober 20, 2005

Saya Ada Karena Saya Menulis!

Saya hanya ingin menulis !
Tulisanku terdampar di surat pembaca :-) ha..ha..ha.. aku senang, karena aku hanya ingin menulis, sekali lagi aku hanya ingin menulis, itu saja.


Nah, kalau anda sering menghargai karya sendiri, dimanapun tulisan itu mampir maka anda akan bersyukur setidaknya orang lain bisa membaca pemikiran anda. ah saya hanya iseng saja dari pada melamun, bayangkan bila kepala kita hanya di isi lamunan saja, mungkin hanya akan menjadi sebentuk benda yang gunanya selain memenuhi juga melengkapi tubuh saja.

Saya yakin sekecil apapun elemen pembentuk tubuh ini pasti ada gunanya, jadi untuk satu hal tentang keyakinan, saya tidak akan memungkiri peran kepala serta isinya ini termasuk juga karya yang keluar dari ide-ide segarnya.lain kepala lain tubuh, yang keduanya adalah benda.

Konteks sekarang adalah apa yang membedakan antara mengkhayal dan berimajinasi?saya tidak mau belibet dengan teori alam bawah sadar itu, baik Tony Buzan atau Freud atau Maslow. yang ingin saya tuliskan hanya berupa pemahaman pribadi saja. bahwasanya pengkhayal adalah proses berpikir yang tidak diarahkan, dalam artian dibiarkan melayang ke mana saja, terserah mau sampai ke bulan, mars atau sampai pluto-pun, khayalan itu bebas. Ia tidak terikat ruang dan waktu serta jarak, semisal kadang saya tidak sadar ketika saya berkhayal tentang sesuatu yang jauh misalnya "wah jadi astronot itu keren ya, tapi di indonesia-kan saya belajar teknik, wah ada kucing lewat, duh kasian dia kayaknya belum makan" coba dari astronot berakhir di memberi kucing yang kelihatan kelaparan. Demikian itu tidak terarah dan tidak diarahkan.sementara imajinasi berbeda.

Imajinasi tanpa harus dijelaskan juga, saya yakin anak kemaren sore (children yesterday afternoon) pasti sudah tahu, imajinasi itu kebalikan dari khayalan. semacam ketika saya jalan-jalan lalu terbersit ide membuat tulisan tentang hujan atau gedung tinggi gara-gara lihat gedung tinggi, nah otomatis saya akan mengarahkan kemana ujungnya tulisan tersebut, kerangka seperti apa? lalu datanya apa saja? dll sampai kesimpulan kalau perlu saat itu juga.lantas sekarang apa hubungannya antara saya senang ketika tulisan saya terdampar di surat pembaca dengan khayalan dan imajinasi? saya sendiri tidak tahu, hanya mungkin kalimat terakhir saja yang cukup kuat untuk dijadikan dasar KARENA SAYA HANYA INGIN MENULIS, SEKALI LAGI SAYA HANYA INGIN MENULIS, itu saja terimakasih!

idea

Share:

Postingan Populer