Ruang Sederhana Berbagi

Tampilkan postingan dengan label Sekolah Waldorf. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sekolah Waldorf. Tampilkan semua postingan

Senin, Januari 09, 2017

Ludwig Wittgenstein, Pengaruh Russel, Dan Guru Sekolah Dasar

Dari sekian banyak filsuf yang beredar, Ludwig Wittgenstein saya pilih karena memberikan hal yang sangat menarik sebagai guru. Tentu saja di samping cerita-cerita lainnya yang ia bawa sebagai manusia biasa yang lahir ke dunia ini. Ludwig Wittgenstein berlatar belakang yang jauh dari dunia filsafat adalah seorang mahasiswa Teknik Mesin di Universitas Manchester saat pertama kali berkenalan dengan filsafat. Ia terkejut dengan sebuah pertanyaan, “Apa angka itu?”

Pertanyaan itu yang ternyata jauh lebih menarik dibandingkan materi perkuliahan yang ia dapatkan di bidang teknik mesin. Ia menyadari bahwa pertanyaan itu sangat sulit untuk dijawab.

Ludwig Wittgenstein Bersama Siswa Sekolah Dasar (sumber: theparisreview)

Bertrand Russel
Dari sebuah pertanyaan itu kemudian ia pergi ke Cambrigde untuk menemui Bertrand Russel seorang ahli matematika yang terkenal pada masa itu. Alih-alih memberikan jawaban, Russel malah menyuruh Wittgenstein pergi dan menulis tentang pertanyaan itu. Ketika ia kembali dengan esainya beberapa bulan kemudian, Russel sangat terkesan dengan esainya dan memintanya menjadi seorang filsuf.

Wittgenstein yang awalnya dari bidang teknik mesin di Universitas Manchester kemudian pergi meninggalkan bidang tersebut dan ia pindah ke Cambridge untuk belajar di bawah bimbingan Russel.
Secara tidak langsung, Russel sangat memengaruhi Wittgenstein dan dia menjadi sangat serius menekuni berbagai masalah dan isu filsafat bahasa yang sedang dikembangkan oleh Frege dan Russel. Aliran ini berusaha keras mencari jawaban dari pertanyaan yang dalam dan sangat membingungkan, yaitu “Apa yang membuat bahasa menjadi bermakna?” Para filsuf bahasa biasanya menghabiskan banyak waktu memikirkan mengapa, misalnya kata “ayam” dan “kentang goreng” memiliki arti seperti yang dimaksudkan.

Wittgenstein muda mengembangkan filsafatnya tentang bagaimana kata-kata memperoleh artinya. Menurutnya, bahasa manusia menjadi berarti karena mewakili kenyataan seperti gambar. Sebuah kalimat (para filsuf lebih suka menyebutnya proposisi) punya makna bila kalimat tersebut menggambarkan suatu hubungan yang mungkin. Teori ini kadang disebut teori arti gambar. Dari sini, Wittgenstein memublikasikannya dalam buku Tractatus Logico-philosophicus yang terbit pada tahun 1921.

Buku Tractatus Logico-philosophicus memiliki cerita yang menarik juga. Buku tersebut ditulis dalam parit perlindungan saat Perang Dunia I berkecamuk. Ketika itu, ia menjadi sukarelawan dalam tentara Austria. Menurut catatan, buku ini adalah salah satu buku yang paling sulit dimengerti dalam sejarah filsafat. Kejadian ini mengingat saya pada sosok Tan Malaka yang menyusun buku Madilog dalam berbagai kondisi kritis yang dialami oleh penulisnya. Dalam pengejaran polisi, atau dalam kondisi yang sangat sulit dibayangkan untuk keadaan sekarang.

Menjadi Guru Sekolah Dasar

Salah satu fase perjalanan yang menarik dari filsuf ini adalah guru. Wittgenstein adalah seorang guru sekolah dasar. Setelah menyelesaikan bukunya dan yakin telah menyelesaikan semua masalah filsafat, ia mulai bekerja sebagai guru di sekolah dasar di Austria. Namun jangan dibayangkan ia menjadi guru kreatif, menyenangkan, dan mengasyikan. Kenyataannya semua tidak selancar yang dibayangkannya. Para orangtua murid mengeluh bahwa anak-anak mereka sering diperlakukan kasar oleh Wittgenstein. Mereka bahkan menuntut Wittgenstein dengan tuduhan telah berbuat keji. Wittgenstein akhirnya berhenti mengajar dan kembali ke Cambridge.

Pertanyaan kenapa ia menjadi guru yang kejam buat saya sangat menarik. Kenapa ia berlaku keji saat menjadi pengajar di sekolah dasar tersebut? Saya menganggap ekspektasi dia terhadap anak didiknya terlalu tinggi sementara kenyataan tidak sesuai ekspektasi. Terutama dia yang sangat fokus pada konsep-konsep dasar yang berawal dari bahasa kemudian mentok ketika berhadapan dengan anak-anak atau bisa jadi banyak sekali pertanyaan anak-anak yang mendasar yang ia tidak bisa jawab sebagaimana adanya anak-anak.

Menjadi guru di sekolah dasar bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak sekali hal yang harus dipersiapkan terutama hal-hal yang sifatnya filosofis, psikologis, dan persiapan mental lainnya . Ada kesadaran anak yang belum bisa dijangkau oleh orang dewasa yang membuat mereka terkadang sulit untuk dimengerti dalam wacana orang dewasa. Di sinilah saya menaruh respect kepada guru-guru senior di jenjang pendidikan anak yang sudah lama berkecimpung dengan dunia anak dan tetap bisa objektif dalam membangun pembelajaran menarik dan menyenangkan untuk anak-anak. Saya kira, Wittgenstein tidak sampai pada kesadaran pendidikan anak seperti itu.



Share:

Jumat, Oktober 07, 2016

Inspirasi Menulis Cerita Anak Pauline Oud

Sore itu di Jagad Alit Waldorf, Pauline Oud (53), seorang ilustrator dan penulis buku dari Belanda memberikan inspirasi menulis dan berkarya dalam acara We Share We Care Clavis Indonesia. Pauline Oud, yang awalnya sempat menjadi pelukis abstrak itu ternyata mengubah haluannya menjadi penulis dan ilustrator buku anak-anak. Dunia anak yang begitu dinamis membuatnya jatuh cinta.

Banyak sekali karya Pauline Oud yang sudah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa diberbagai negara. Misalnya Belgia, Inggris, Belanda, dan lain-lain. Salah satu tokoh dalam buku yang sudah dibuatnya dan terkenal di mancanegara adalah Lily and Milo. Lily and Milo menceritakan dua sahabat hewan, yaitu tikus dan kelinci, yang mengajarkan tentang hal sehari-hari seperti makan yang baik, mandi yang baik, dan kisah-kisah keseharian lainnya yang dikemas secara menarik. Seri pertama Lily and Milo yang dibuat Pauline Oud, berjudul Getting Dress with Lily and Milo.

Pauline Oud sedang menyampaikan proses kreatifnya dibalik karya buku anak yang dihasilkannya (Iden Wildensyah)

Pauline menuturkan dalam proses kreatifnya, membuat cerita bergambar untuk anak-anak itu tidak mudah dan gampang seperti yang dikira. Ia harus menciptakan karakter dan cerita yang dekat dengan anak-anak serta mengandung nilai-nilai positif. Hal itu yang membuatnya harus bisa mencari ide-ide sederhana lewat kegiatan sehari-hari anak di rumah atau di sekolah. 

Setelah mendapatkan ide, dalam proses membuat bukunya ia akan menggambar sketsa terlebih dahulu dengan menggunakan pensil. Ia sangat senang dengan gambar manual yang rutin dilakukannya ketika mendapatkan ide cerita. Gambar manual disebutkannya memberikan sensasi yang berbeda dibandingkan dengan gambar komputer. Setelah itu proses selanjutnya adalah mewarnai. Keseluruhannya ia kerjakan secara manual sampai benar-benar mendapatkan gambar yang sempurna. Gambar yang sudah diwarnai kemudian dipindai secara digital. Di situ ia akan menambahkan pola untuk melengkapi gambar yang sudah ada misalnya bunga-bunga, kotak-kotak, dan objek lain yang menurutnya menarik untuk anak-anak.

Pauline Oud sedang menandatangi kartu pos (Iden wildensyah)
Proses pindai bisa juga menjadi semacam pemeriksaan untuk kualitas. Jika ada yang tidak sesuai, ia akan ulangi bagian yang dianggapnya belum sempurna. Barulah jika sudah sesuai, ia akan menambahkan cerita dalam ilustrasi gambar yang sudah ia buat. Proses selanjutnya diperiksa, disunting, dan dicetak. Sore itu Pauline benar-benar membuka proses kreatifnya mendapatkan ide dan menuangkannya menjadi karya. 

Pauline berharap hasil karyanya bisa dibaca oleh anak-anak Indonesia melalui Clavis Indonesia. Clavis Indonesia adalah perwakilan dari Penerbit Clavis yang berpusat di Hasselt, Belgium dengan ruang lingkup di bidang penerbitan, pendidikan,pelatihan dan pemasaran buku bacaan anak berkualitas tinggi. Produk utama Clavis Indonesia adalah buku bacaan anak untuk sasaran pembaca usia 2-14 tahun.
Bersama Pauline Oud selepas acara diskusi
Buku-buku terbitan Clavis merupakan buku bacaan anak bermutu dengan standar international dan memiliki reputasi terbaik. Selain karena cerita yang menarik, mendidik dan penuh dengan pesan-pesan yang baik untuk penguatan karakter, kreativitas dan imaginasi anak-anak tanpa batas. Buku-buku terbitan clavis juga menawarkan nilai seni yang tinggi dari segi ilustrasi dan dikerjakan dengan penuh dedikasi dan rasa kecintaan yang besar. Selain itu semua buku bacaan Clavis juga di konsultasikan dengan ahli pendidikan terlebih dulu sebelum diterbitkan.

Yah lewat Clavis Indonesia sebagai pemegang hak untuk menerbitkan dan memproduksi tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, kita tunggu kehadiran buku-buku anak yang menarik karya Pauline Oud di Indonesia dan semoga menginspirasi anak-anak untuk berkarya.
Share:

Selasa, September 27, 2016

Inilah Alasan Mengapa Nonton PON XIX Bersama Anak Sangat Baik

PON XIX yang sedang di Jawa Barat sekarang ini sangat menarik untuk diikuti. Melewatkan begitu saja hanya akan membuat penyesalan dikemudian hari. Beberapa sekolah mengajak anak-anak didiknya untuk menyaksikan langsung pertandingan. Sengaja menetapkan jadwal jauh-jauh hari untuk dapat mendukung team dari daerahnya. Ada juga beberapa sekolah yang tetap pada jadwal biasa, melewatkan setiap moment langka yang hanya berlangsung setiap 4 tahun sekali.
Sangat disayangkan jika tidak bisa menyempatkan diri untuk menyaksikan langsung bersama anak-anak karena banyak sekali pembelajaran yang bisa didapatkan anak selama penyelenggaraan pertandingan PON berlangsung. 
Menonton Pertandingan Olahraga Bersama Anak

Inilah beberapa pelajaran penting yang bisa didapatkan jika membawa anak didik nonton PON secara langsung:
1. Mengajarkan arti berusaha sungguh-sungguh untuk meraih prestasi
Setiap atlet yang bertanding adalah pilihan terbaik dari setiap daerah yang bertanding. Ada jutaan orang yang tercatat sebagai penduduk tetapi hanya puluhan atau ratusan orang yang terpilih untuk menjadi utusan daerah. Mereka yang bertanding membawa gengsi daerah, mereka bekerja keras untuk memenangkan setiap pertandingan. Pelajaran kesungguhan dalam berusaha ini akan menjadi inspirasi untuk anak didik yang menonton.
2. Mengajarkan arti bekerja sama untuk meraih prestasi
Beberapa cabang olahraga yang dipertandingan bersifat individual, tetapi yang lainnya berkelompok. Pertandingan seperti beladiri tinju, karate, bulutangkis, tenis meja, kelompok individu dan kelompok beregu. Sementara olahraga seperti sepakbola, baseball, softball, hockey, bola volley adalah kelompok olah raga yang membutuhkan kerjasama antar individu.
3. Mengajarkan sportivitas
Sportivitas adalah hal penting yang harus dimiliki oleh anak-anak. Sportivitas bisa dalam bentuk menerima kekalahan dan tetap rendah hati ketika meraih kemenangan. Menjunjung tinggi sportivitas sangat penting karena akan menjadi modal dasar untuk anak-anak dalam bertindak dan berteman dengan siapapun baik di sekolah atau di luar sekolah.
4. Menunjukan kesenangan beraktivitas di luar dengan mendukung team kesayangan
Hadirnya gadget tak bisa dipungkiri membuat anak-anak terkurung dalam dunia sendiri. Mereka jadi asyik sendiri dengan mainan elektroniknya. Nah, membawa anak ke stadion olah raga untuk mendukung team kesayangan akan membuat anak-anak mendapat pengalaman yang menyenangkan. Merasakan keasyikan bernyanyi bersama-sama di dalam stadion adalah pengalaman yang tidak akan terlupakan.

Masih banyak lagi sebenarnya nilai-nilai pembelajaran yang bisa didapatkan selama nonton langsung pertandingan terutama untuk anak-anaknya. Jadi, para guru sekolah, ayo ajak anak didikmu untuk menonton langsung pertandingan. Untuk orangtua, menonton pertandingan bersama anak akan terasa sangat menyenangkan. Ayo nyanyi bersama-sama di stadion dan rasakan keasyikannya!
Share:

Kamis, September 15, 2016

Homeschooling dan Keberanian

Salah satu bentuk pendidikan alternatif yang berkembang cukup baik di Indonesia adalah homeschooling atau beken juga disebut Sekolah Rumah. Awal kehadiran homeschooling juga tidak terlepas dari kritik terhadap sekolah konvensional. Kritik terhadap sistem pendidikan yang berlaku di negara tersebut kemudian melahirkan sekolah-sekolah rumah yang diinisiasi oleh keluarga-keluarga dengan kebutuhan pendidikan yang disesuaikan dengan anak didiknya.
Perkembangan penemuan cara belajar yang beragam semakin mengukuhkan kebutuhan belajar sesuai kebutuhan anak. Demikian juga ketika Howard Gardner menyampaikan delapan tipe kecerdasan yang menarik untuk diimplementasikan dalam proses pendekatan cara belajar. Hal ini berimbas pada cara belajar anak yang berbeda-beda yang tidak bisa disamaratakan satu sama lainnya. Seorang anak dengan tipe kecerdasan linguistik tidak bisa dipaksakan terus menerus untuk belajar persis seperti anak dengan tipe kecerdasan musik, misalnya, atau seorang anak yang kuat dalam kecerdasan naturalis dipaksakan untuk belajar dengan cara tipe anak yang memiliki kecerdasan logis-matematis. Segala sesuatu yang tidak sesuai kadar kebutuhannya akan menghasilkan hal yang tidak baik dalam keseimbangan pertumbuhan anaknya. Misalnya anak menjadi stress, mudah marah, mogok belajar, dan lain-lain.
Keberanian
Kenapa saya katakan bahwa homeschooling adalah tentang keberanian. Keberanian dalam banyak hal bisa membuat atau menghasilkan sesuatu yang baru. Nah keberanian orangtua dalam mengambil keputusan untuk pendidikan anaknya dengan homeschooling tentu perlu diapresiasi. Dalam beberapa kesempat ketika saya bertemu dengan pegiat homeschooling selalu saya katakan penghargaan yang besar untuk mereka.
Orangtua yang memutuskan homeschooling untuk pendidikan anaknya adalah golongan pemberani yang sangat besar perannya dalam menjaga kemurnian anaknya. Yah, beberapa orangtua ada yang mengatakan salah satu alasan mengambil homeschooling karena sekolah hanya membuat anaknya malah tidak tumbuh dengan baik karena banyaknya paksaan yang masuk ke dalam dunia anak-anaknya tanpa bisa mereka kendalikan.
Today is a gift! Homeschooling dan Keberanian 
Orangtua yang sudah tahu potensi anaknya tentu tidak mau potensi tersebut mati karena sekolah konvensional. Ada juga mengatakan “masa anak didik tidak boleh kreatif dari gurunya?!”. Hal yang miris karena ini masih terjadi di beberapa sekolah konvensional di Indonesia. Homeschooling kemudian menjadi alternatif untuk tetap menjaga potensi tersebut tetap ada bahkan berkembang semakin baik dengan pembelajaran yang tepat dan metode yang baik untuk anak-anaknya.

Para orangtua kemudian membuat perencanaan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak didiknya. Membuat kegiatan-kegiatan menarik, mengunjungi tempat-tempat yang memungkinkan anak-anaknya belajar langsung dari pengalaman yang mereka terima. Dan masih banyak lagi variasi kegiatan yang dirancang orangtua pegiat homeschooling.
Perkembangan media sosial dan teknologi semakin membuat pegiat homeschooling mudah untuk mengakses berbagai hal yang dibutuhkan seperti materi, kurikulum, kegiatan, dan lain-lain. Materi-materi yang dibutuhkan untuk pembelajaran di rumah tersebar banyak di internet. Dengan modifikasi sesuai kebutuhan, orangtua kemudian tinggal menyajikannya kepada anak didiknya. Variasi kegiatan juga semakin mudah untuk didapatkan, tinggal cari di mesin pencari dengan materi dan kata kunci yang tepat maka dalam waktu yang cepat referensi itu akan muncul.
Bukan hanya itu, jaringan antar sesama orangtua pegiat homeschooling lainnya semakin terbuka lebar. Group-group di media sosial seperti facebook, memudahkan para pegiat homeschooling untuk saling bertukar informasi dan menjalin komunikasi satu sama lain. Tak jarang forum komunikasi ini kemudian membuat acara pertemuan bersama-sama untuk saling belajar dalam satu waktu yang ditentukan dengan tema yang dirancang sebelumnya.
Lembaga Pegiat Homeschooling
Ada dua lembaga pegiat homeschooling yang saya catat dan cukup berhasil dalam mengembangkan konsep homeschooling di Kota Bandung. Kalau ditingkat nasional, homeschooling binaan Kak Seto sudah sangat terkenal. Jika berbincang dengan orangtua baru yang hendak mengambil keputusan homeschooling dengan bantuan lembaga, yang pertamakali mereka tanyakan adalah homeschooling Kak Seto. Nah di luar lembaga homeschooling Kak Seto ini, saya melihat lembaga yang memfasilitasi pegiat homeschooling misalnya Homeschooling Kancil Cendikia dan Homeschooling Taman Sekar. Kedua lembaga ini sudah menjadi pilihan banyak orangtua untuk menjadikan partner buat anak didiknya.
Dengan pendekatan metode pendidikan alternatif, kedua lembaga tersebut menawarkan bentuk-bentuk baru dalam pendidikan di Indonesia. Beberapa anak didiknya dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang menarik setiap minggunya. Misalnya outing ke tempat-tempat yang bisa dijadikan sebagai bagian dari pembelajarannya, kegiatan perkemahan, dan lain-lain. Lembaga homeshooling ini mengorganisir termasuk memberikan fasilitator atau pendamping kegiatan belajarnya dengan baik. Fasilitator ini berperan sebagai guru jika disandingkan dengan sekolah-sekolah konvensional, bedanya fasilitator ini biasanya lebih dekat, lebih memahami karakter anak dibandingkan guru konvensional yang mengajar demi menghantarkan materi saja.
Nah, sekolah rumah dengan perkembangan teknologi ini dan banyaknya lembaga yang membantu pegiat homeschooling ini semakin mengukuhkan keberadaannya yang menjadi pilihan buat orangtua. Homeschooling bukan saja menjadi alternatif buat anak-anaknya tetapi homeschooling bisa menjadi kekuatan baru dalam peta pendidikan alternatif di Indonesia. Dukungan dari lembaga pemerintahan sangat dibutuhkan dalam berbagai hal. Demikian juga dengan kementrian pendidikan dan kebudayaan Indonesia sudah memberi warna hijau untuk bentuk pendidikan alternatif ini sebagai salah satu bentuk pendidikan yang juga diakui oleh negara. Legalitas ini diperlukan terutama misalnya untuk kebutuhan anak saat pindah jenjang dari tingkat dasar ke tingkat menengah, kemudian dari tingkat atas ke jenjang mahasiswa. Dukungan masyarakat luas pada komunitas dan para pegiat homeschooling juga diperlukan. Dukungan ini bisa dalam bentuk apapun.
Keberanian orangtua pegiat homeschooling ini semoga menjadi inspirasi untuk orangtua lainnya di Indonesia semata-mata untuk membangun sumberdaya manusia Indonesia yang baik di masa depan.


Share:

Rabu, September 14, 2016

Pentingnya Memahami Makna Kata Untuk Anak-Anak

Sebut saja namanya Mawar Merah, usianya 10 tahun bersekolah di sebuah sekolah yang mentereng. Sehari-hari diantar jemput oleh supir pribadinya dari rumah ke sekolah dan sebaliknya. Dalam tas yang besar selain buku-buku pelajaran yang tebal, terselip sebuah telepon genggam pintar. Untuk ukuran anak seusianya, keberadaan telepon genggam tersebut seolah sudah lumrah. Di dalamnya terdapat banyak aplikasi yang didominasi oleh permainan. Sisanya aplikasi media sosial dan aplikasi fotografi instan. 

Selepas sekolah, Mawar berkumpul dengan teman-temannya di sudut sekolah, cekikikan atau tertawa-tawa bersama. Mereka asyik bermain menggunakan telepon pintarnya. 
Membaca kemudian memahaminya!

Jauh sebelum waktu sekolah bubar, ia mengikuti ulangan Bahasa Indonesia. Betapa sulitnya ia mengerjakan soal-soal ulangan tersebut. Berkali-kali ia mendatangi gurunya di depan kelas hanya untuk bertanya arti dari kata yang ada di soal tersebut. Kata-kata "Rutin, menyinggung, melambai, dan kata-kata lainnya yang ia tak mengerti.

Cerita di atas adalah gambaran betapa anak-anak sekarang begitu sulit memahami arti kata. Jangankan ditanya makna kata, untuk mengartikannya juga sangat butuh waktu yang panjang sampai akhirnya bisa mengerti. 

Jangan sepelekan masalah bahasa ini, bahasa adalah awal untuk anak memahami fenomena di sekitar. Setelah mengerti lalu memahami dan bisa melaksanakan. Lalu bagaimana selanjutnya agar anak mencintai bahasa Indonesia. Inilah beberapa tips yang bisa dilakukan di rumah dan juga di sekolah untuk membangun kesadaran berbahasa dan mampu memahami setiap kata yang terdapat dalam setiap kalimat. 

1. Budayakan membaca buku. Membaca buku di era sekarang itu sangat menantang. Keasyikan membaca seolah hilang tergantikan oleh asyiknya bermain games di tablet atau di telepon genggam. Sekolah dan rumah harus menyediakan waktu khusus untuk membaca. Dengan sedikit paksaan membaca rutin, diharapkan anak mampu membiasakan diri dekat dengan buku. Kalau sudah biasa, secara perlahan ia akan mencintai buku bacaan.

2. Sediakan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Saat anak bertanya tentang sebuah kata yang tidak dimengerti, arahkan langsung untuk mencari di kamus. Apapun yang anak tidak mengerti arti kata, kamus menyediakan penjelasan yang memadai. Jangan reaktif menjawab karena anak hanya akan menunggu jawaban kita, arahkan untuk mencari agar ia aktif belajar.

3. Menulis jurnal atau diari. Terbiasa menulis jurnal harian atau diari akan membuat anak terbiasa mengolah kata-katanya. Selain mengolah kata, anak juga akan terbiasa untuk mengolah emosi. Ia tahu kapan menuliskan hal baik yang akan baik dibaca orang lain atau hal tak baik yang akan mengakibatkan hal tak baik saat dibaca orang lain.

4. Review setiap bacaan dengan membuat resensi atau catatan singkat. Mengajak anak meresensi adalah tahap selanjutnya dari menyukai bacaan. Meresensi akan mengasah kepekaan anak terhadap apapun yang ia baca. Kadang, ide-ide baru muncul saat kita meresensi sebuah buku bacaan. 

Nah, dengan membiasakan keempat hal tadi, Mawar Merah yang tadinya kesulitan memahami kata, mudah-mudahan ia menjadi lancar mengerjakan soal-soal bahasa Indonesia. Bukan hanya itu saja, Mawar Merah juga akan lancar dipelajaran lain misalnya sains, terpadu, bahasa Inggris dan lain-lain.
Share:

Rabu, September 07, 2016

Kenapa Pendidikan Alternatif?

"Pendidikan bukan cuma urusan memperbanyak isi memori otak atau mencari tahu sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya. Namun lebih dari itu adalah upaya menghubungkan semua yang sudah diketahui dengan hal-hal yang masih menjadi misteri" (Anatole France, 1817-1895 pemenang Nobel Sastra, Prancis)

Beberapa hari ini blogpost saya berbicara seputar pendidikan alternatif yang diusung oleh sekolah-sekolah alternatif yang ada di Kota Bandung. Saya menaruh hormat dan apresiasi yang besar untuk setiap sekolah alternatif yang sudah mengembangkan metode pendekatan belajar yang manusiawi. 


Salah satu bentuk pembelajaran di Sekolah Alternatif
Istilah pendidikan alternatif merupakan istilah generik dari berbagai program pendidikan yang dilakukan dengan cara berbeda dari cara tradisional. Secara umum pendidikan alternatif memiliki persamaan, yaitu: pendekatannya bersifat individual, memberi perhatian besar kepada peserta didik, orang tua/keluarga, dan pendidik serta dikembangkan berdasarkan minat dan pengalaman.

Pemikiran tentang pendidikan alternatif ini bermula dari kritik-kritik Romo Mangun terhadap bentuk pendidikan yang sejak berlakunya kurikulum 1974, berkembang hingga kurikulum 1994.

Pendidikan alternatif tidak diartikan sebagai pengganti sekolah formal, melainkan mencari materi dan metode dedaktik baru sampai kurikulum baru. Menurut Nunuk Murniati, pendidikan seharusnya bersifat kontekstual, harus disesuaikan dengan lingkungan. Pendidikan untuk kaum marjinal pun demikian. Dimana konsep link and macth yang digembar-gemborkan oleh pemerintah orde baru dalam pendidikan hanya menghasilkan sekrup-sekrup kapitalis yang dibuat hanya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja dalam mesin industri.

Menurut Jery Mintz (1994:xi) Pendidikan alternatif dapat dikategorikan dalam empat bentuk pengorganisasian, yaitu:

  1. sekolah publik pilihan (public choice);
  2. sekolah/lembaga pendidikan publik untuk siswa bermasalah (student at risk);
  3. sekolah/lembaga pendidikan swasta/independent dan
  4. pendidikan di rumah (homeschooling).

Woodworking di Sekolah Waldorf 
Bentuk pendidikan alternatif tertua yang dikelola masyarakat untuk masyarakat adalah pesantren. Diperkirakan dimulai pada abad 15, kali pertama dikembangkan oleh Raden Rahmad alias Sunan Ampel. Kemudian muncul pesantren Giri oleh Sunan Giri, pesantren Demak oleh Raden Fatah dan Pesantren Tuban oleh Sunan Bonang.

Selain pesantren, Taman Siswa didirikan pada tahun 1922. Selain Taman Siswa, Mohammad Syafei membuka sekolah di Kayutaman. Sekolah dengan semboyan, “Carilah sendiri dan kerjakanlah sendiri”. Siswa diberi keterampilan untuk membuat sendiri meja dan kursi yang digunakan bagi mereka belajar. Namun Belanda telah membumihanguskan sekolah tersebut.

Semangat Alternatif
Walaupun jarak yang jauh sejak Taman Siswa dan Sekolah Kayutaman, kini sekolah-sekolah alternatif semakin tumbuh subur di kota-kota besar di Indonesia. Hal yang patut kita banggakan karena masyarakat memiliki banyak pilihan untuk mendapatkan kesempatan belajar yang lebih baik untuk anak-anaknya. Nah, semangat memberikan pendekatan pendidikan yang lebih manusiawi adalah hal yang saya pikirkan. Pendidikan alternatif bisa menjadi bagian yang menarik untuk membangun sumber daya manusia Indonesia di masa depan yang lebih baik.


Mengolah tanah untuk pertanian di sekolah
Sekolah alternatif terbukti mampu memberikan dimensi lain dalam dunia pendidikan Indonesia. Sekolah alternatif berani keluar dari pakem-pakem pembelajaran yang begitu-begitu saja. Anak pasif dan guru ceramah seharian. Walaupun semangat ini juga sudah hadir dalam perencanaan pendidikan di kurikulum tetapi kenyataannya jauh panggang dari api. 

Sekolah-sekolah yang konvensional masih kesulitan menerapkan hal-hal yang menarik dalam menyampaikan pembelajarannya. Alokasi dana pelatihan sudah dikeluarkan banyak sekali tetapi alih-alih memperbaiki sistem pendidikan yang ada hanya pemborosan  anggaran. Guru di kelas akan kembali mengambil jalan teraman, cari di internet, copy paste kemudian sebarkan di kelas. Lebih parah lagi, jual LKS kemudian suruh anak mengerjakan sendiri dan guru tinggal ongkang-ongkang kaki dengan santainya sambil menghembuskan asap rokok yang dihisapnya. Sebuah potret buruk pendidikan yang sudah sangat akut. 

Sementara di sekolah-sekolah alternatif, guru berjibaku mencari bentuk-bentuk menarik dalam menghantarkan pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak lewat berbagai macam kegiatan yang variatif. Guru mengolah semua materi berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi inti untuk disampaikan kepada anak didiknya. 
Nah semangat berpikir kreatif dalam pendidikan alternatif inilah yang ingin saya bagikan untuk semua. Pendidikan yang kreatif, pendidikan yang menyenangkan, mendidik kreatif adalah semangat yang harus muncul dalam setiap diri pendidik di seluruh Indonesia. Semoga saja semakin banyak sekolah-sekolah alternatif yang mampu memberikan kontribusi positif dalam membangun manusia Indonesia yang merdeka, mandiri, kreatif, dan berdaya! 






Share:

Selasa, Januari 19, 2016

Deepak Chopra: Kita Adalah Bagian Dari Irama Alam Semesta

Selama beberapa pertemuan, studygroup di Jagad Alit Waldorf membahas tentang ritme. Apa itu ritme? Bagaimana kita mengikuti ritme harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Ritme sangat penting untuk kita semua. Untuk orangtua, pemahaman ritme di rumah ini berguna dalam membangun sikap disiplin dalam diri anak. Ritme juga membuat orangtua bisa mengetahui jika ada sesuatu yang salah pada anak, misalnya anak sakit karena telat makan, anak sakit karena tidak bermain di luar ruangan, dan masih banyak lagi hal penting untuk orangtua dalam mendidik anak di rumah.
Bukan hanya untuk orangtua, ritme juga penting untuk guru di sekolah. Mengatur jadwal harian, bulanan, dan tahunan untuk anak didiknya agar bisa selaras satu sama lain. Guru bisa tahu anak-anak yang terganggu ritme di sekolahnya atau di rumahnya misalnya dengan tiba-tiba jadi banyak melakukan kegiatan menarik perhatian teman-temannya atau anak jadi malas-malasan di sekolah.
Nah, masih banyak lagi hal positif jika kita bisa memahami ritme ini dan melaksanakannya atau melakukan semua hal dengan ritme yang baik. Kesehatan tubuh kita berhubungan dengan ritme ini. Sehingga siapapun yang ingin sehat jiwa dan raga, memahami ritme ini menjadi sangat penting. Di bawah ini saya lampirkan sebuah tulisan dari Deepak Chopra tentang ritme.
Hidup Selaras Alam (iden wildensyah)
Kita Adalah Bagian Dari Irama Alam Semesta
Oleh Deepak Chopra
Tubuh kita, pikiran kita, emosi kita – segala sesuatu dalam fisiologi kita adalah berubah waktu ke waktu, tergantung pada waktu hari, siklus bulan, bahkan musim pasang dan surut. Tubuh kita adalah bagian dari alam semesta, dan segala sesuatu yang terjadi di alam semesta pada akhirnya mempengaruhi fisiologi tubuh kita. Ritme biologis adalah ekspresi dari ritme bumi dalam hubungannya dengan seluruh alam semesta, dan ada empat irama – irama harian, irama pasang surut, irama bulanan atau lunar dan irama tahunan atau musiman – adalah dasar dari semua irama dalam kita tubuh.
Ketika Bumi berputar pada porosnya, kita mengalami siklus 24-jam siang dan malam yang kita sebut ritme sirkadian. Ritme ini didasarkan pada peputaran bumi, dan segala sesuatu dalam tubuh kita, adalah bagian dari Bumi, juga berputar dan mengikuti irama Bumi. Ketika ritme biologis ini terganggu oleh perjalanan jarak jauh, misalnya, kita mengalami jet lag. Atau jika kita bekerja shift malam, kita akan merasa tidak nyaman meskipun kita telah beristirahat pada siang harinya, ini karena ritme biologis kita tidak selaras dengan irama kosmik. Bahkan pengalaman subyektif memberitahu kita bahwa pada waktu tertentu dalam satu hari kita merasa lapar, sementara di lain waktu hari kita merasa mengantuk. Kita mengetahui bahwa kita cenderung merasa ada satu kecenderungan pada pukul empat sore dan kecenderungan lain pada pukul empat pagi.
Irama pasang surut juga memiliki efek pada fisiologi kita. Ritme ini adalah hasil dari pengaruh gravitasi dari matahari, bulan dan bintang-bintang di galaksi yang jauh terhadap lautan di planet Bumi. Kita memiliki lautan dalam diri kita yang mirip dengan lautan di planet kita. Lebih dari 60 persen dari tubuh kita adalah air, dan lebih dari 60 persen dari planet kita adalah air. Jadi kita juga mengalami air surut dan air pasang, dan pasang surut ini mengalir dalam fisiologi kita sendiri. Ketika kita merasa kurang sehat, tubuh kita sedang tidak selaras dengan alam semesta. Meluangkan waktu berada dekat lautan, atau di mana saja di alam, dapat membantu kita untuk mensinkronisasi irama kita dengan irama alam.
Irama lunar adalah siklus dua puluh delapan-hari yang terjadi sebagai akibat dari gerakan bumi, matahari dan bulan dalam hubungannya satu sama lain. Irama ini adalah bukti saat muncul dan lenyapnya bulan. Kita melihat bulan purnama, bulan setengah, tidak ada bulan lalu siklus dimulai lagi. Kesuburan manusia dan menstruasi adalah contoh yang baik dari irama bulan ini, dan ada banyak siklus 28-hari lainnya. Ketika saya masih bekerja sebagai seorang dokter di ruang gawat darurat, kita sering menghadapi pasien dengan masalah tertentu yang tergantung pada waktu hari dan siklus bulan.
Ketika Bumi bergerak mengelilingi matahari, kita mengalami irama musiman yang menyebabkan perubahan biokimia yang berbeda dalam pikiran-tubuh. Jadi kita lebih cenderung jatuh cinta pada musim semi atau mengalami depresi di musim dingin. Orang-0rang dengan kondisi tertentu yang dikenal sebagai gangguan afektif musiman mengalami depresi di musim dingin, tetapi merasa lebih baik ketika dibawa pada sinar matahari. Perubahan musim tidak hanya mempengaruhi biokimia tubuh manusia, mereka mempengaruhi biokimia pohon, bunga, kupu-kupu, bakteri dan segala sesuatu di seluruh alam.
Ketika Bumi berada miring pada porosnya di musim semi, bunga bermekaran, tupai tanah keluar dari tanah, burung bermigrasi, ikan kembali ke tempat asal dan ritual kawin dimulai. Orang-orang tergerak untuk menulis puisi, pecinta menyanyikan lagu-lagu, dan tua dan muda jatuh cinta. Irama musiman ini mempengaruhi kita secara biologis, mental, emosional, dan semuanya berhubungan dengan kondisi antara bumi dengan matahari.
Ada siklus dan irama lain yang berfluktuasi selama beberapa detik, dan ada irama yang berlangsung dari tiga puluh menit hingga 28 jam yang disebut ritme ultradian. Itu adalah siklus di dalam siklus, dan itu sangat rumit, tapi itu semua satu simfoni. Semua ritme ini menciptakan simfoni alam semesta, dan tubuh-pikiran selalu berusaha untuk melakukan sinkronisasi irama dengan irama universal. Untuk memisahkan tubuh-pikiran dari kosmos adalah ketidak mampuan kita melihat segala sesuatu sebagaimana yang sebenarnya. Tubuh-pikiran adalah bagian dari pikiran yang lebih besar; itu bagian dari kosmos, dan kosmis menghasilkan irama perubahan yang mendalam dalam fisiologi kita. Alam semesta sesungguhnya adalah sebuah simfoni dari bintang-bintang. Dan ketika tubuh-pikiran kita selaras dengan simfoni ini, semuanya menjadi spontan dan mudah, dan kegembiraan alam semesta mengalir melalui kita dalam ekstasi kegembiraan.
Ketika irama-pikiran dan tubuh kita selaras dengan irama alam, ketika kita hidup harmonis dengan kehidupan, kita hidup dalam keadaan berkelimpahan. Untuk hidup dalam kasih karunia adalah untuk mengalami keadaan kesadaran di mana hal-hal mengalir dengan mudah dan keinginan kita dengan mudah terpenuhi. Keanggunan ini adalah ajaib, sinkronistis, kebetulan, menyenangkan. Ini adalah faktor keberuntungan. Tetapi untuk hidup dalam kasih karunia ini kita harus membiarkan intelijensi alam mengalir melalui kita tanpa campur tangan.
Secara teoritis, jika kita benar-benar selaras dengan alam semesta, jika kita benar-benar selaras dengan iramanya, dan jika kita telah memiliki nol stres, maka akan sangat sedikit entropi dalam tubuh kita. Tubuh kita tidak akan menua jika kita benar-benar mensinkronkan dengan siklus alam semesta. Jika mengalami entropi, itu akan ada pada skala alam semesta, yang merupakan siklus kosmik atau waktu ribuan tahun. Tapi tubuh-pikiran kita bisa tidak sepenuhnya selaras dengan irama alam semesta, dan mengapa tidak? Stres. Anda lihat, segera setelah kita memiliki sebuah pikiran, pikiran apapun, itu akan mengganggu kecenderungan bawaan dari ritme biologis untuk melakukan sinkronisasi dengan irama universal.
Bagaimana kita bisa mengganggu kecerdasan alam? Dalam istilah spiritual, kita dapat mengatakan bahwa kita mengganggu irama kita ketika kita mengidentifikasi dengan citra diri kita dan batin kita kehilangan diri, ketika kita kehilangan rasa hubungan dengan jiwa kita, sumber kita. Dalam istilah yang lebih umum, kita dapat mengatakan bahwa kita mengganggu irama ini ketika kita mulai khawatir, ketika kita mulai mengantisipasi masalah, ketika kita mulai berpikir, “Apa yang salah?” Ketika kita mencoba mengendalikan segala sesuatu, ketika kita merasa takut, ketika kita merasa terisolasi – semua hal ini mengganggu aliran kecerdasan alam. Setiap kali kita merasakan perlawanan, kapan saja kita merasa ada sesuatu yang salah, kapan saja kita merasa frustrasi, kapan saja ada terlalu banyak usaha, maka kita sedang tidak berhubungan dengan sumber kita, bidang kesadaran murni yang bermanifestasi sebagai kemungkinan tak terbatas dari alam semesta. Keadaan ketakutan adalah keadaan rasa keterpisahan, ini adalah perlawanan terhadap apa yang ada. Jika kita tidak memiliki perlawanan, maka itu semua terjadi dengan spontan, mudah tanpa upaya.
Tubuh kita terus-menerus berbicara kepada kita melalui sinyal kenyamanan dan ketidaknyamanan, kesenangan dan rasa sakit, tarikan dan tolakan. Ketika kita mendengarkan nuansa halus sensasi dalam tubuh kita, kita sedang mengakses kecerdasan intuitif kita. Kecerdasan ini kontekstual, relasional, memelihara, holistik dan bijaksana. Kecerdasan intuitif lebih akurat dan presisi dari yang ada di alam pikiran rasional. Intuisi bukanlah pikiran, itu adalah bidang non-lokal informasi kosmis yang berbisik kepada kita dalam keheningan diantara pikiran kita. Jadi, ketika kita mendengarkan kearifan tubuh kita, ketika kita menjadi sadar akan sensasi dalam tubuh kita, kita akan tahu seluruh kosmos, karena seluruh kosmos bisa dialami sebagai sensasi dalam tubuh kita.
Ketika kita dalam kondisi tidak selaras dengan irama universal, sinyal yang datang kepada kita adalah rasa tidak nyaman, apakah itu fisik, mental atau emosional. Ketika kita mengalir selaras dengan alam semesta, sinyal yang datang kepada kita adalah rasa nyaman, kemudahan atau sukacita. Pada kenyataannya, sensasi ini adalah suara roh, yang berbicara kepada kita pada perasaan murni di dalam tubuh kita. Ketika kita menyediakan tubuh kita untuk mendengarkan ke dalam, kita akan mendengar suara roh, karena tubuh kita adalah sebuah bio-komputer yang terus-menerus tersambung ke jiwa kosmik. Tubuh kita memiliki kemampuan komputasi yang dapat langsung memperhitungkan rincian tak terhingga yang menciptakan setiap peristiwa dalam hidup kita.
Setelah mengetahui semua ini, mengapa Anda tidak memperlakukan tubuh Anda dengan rasa hormat dan mengurusnya? Pelihara tubuh Anda dengan perhatian yang penuh kasih. Lepaskan semua pembatasan dan kekakuan dalam kesadaran Anda sehingga tubuh Anda dapat bersantai kembali ke dalam irama alam semesta. Jika Anda memperhatikan irama dan siklus pikiran-tubuh Anda, dan jika Anda menjadi lebih akrab dengan irama kosmik, Anda akan melihat bahwa Anda dapat melakukan sinkronisasi irama tubuh Anda dengan irama alam semesta. Anda tidak harus menjadi seorang ahli, hanya memberi sedikit perhatian pada hal ini. Perhatikan bagaimana perasaan Anda pada waktu yang berbeda pada hari dan pada waktu yang berbeda dari bulan tergantung pada siklus bulan. Lihatlah ke langit, dan mengamati siklus bulan. Jika Anda melihat surat kapar, periksa kapan air laut pasang dan surut. Rasakan tubuh Anda dan lihat bagaimana hal ini berkaitan dengan masing-masing musim. Memahami ritme ini dapat membantu Anda, tapi informasi berikut ini adalah semua yang harus Anda ingat.
Antara jam enam dan jam sepuluh pagi hari dan antara jam enam dan jam sepuluh di malam hari adalah ketika tubuh Anda hipo metabolik, atau pada fase terendah metabolisme. Cobalah untuk meluangkan waktu hening sejenak sekitar jam enam di pagi hari dan jam enam di malam hari. Idealnya ini adalah waktu yang terbaik untuk bermeditasi di awal fase ini dan untuk berolahraga di tengah fase ini terutama jika Anda ingin melakukannya untuk menurunkan berat badan.
Antara jam sepuluh pagi hingga jam dua di sore hari adalah ketika metabolisme berada pada titik tertinggi. Ini adalah waktu untuk makan terbesar Anda, karena tubuh Anda akan memetabolisme makanan jauh lebih baik. Antara jam dua dan jam enam di sore hari adalah saat yang tepat untuk aktif, untuk belajar keterampilan mental baru atau untuk melakukan kegiatan fisik. Antara jam dua dan enam pagi adalah waktu yang baik untuk bermimpi.
Sekitar jam enam di malam hari, dan sebaiknya sebelum matahari terbenam, adalah saat yang tepat untuk makan malam. Itu adalah waktu terbaik makan malam dengan makanan yang ringan, dan memiliki setidaknya interval dua sampai tiga jam antara makan malam dan tidur. Kemudian cobalah untuk tidur sekitar jam sepuluh atau 10.30 pada malam hari, dan Anda akan memiliki tidur yang ideal dan mimpi yang dalam.
Ini adalah saran yang sangat mendasar, tapi begitu kita memulai untuk menyinkronkan ritme kita dengan irama kosmik, tubuh akan terasa sangat berbeda. Kita akan merasa begairah,tanpa merasakan lelah. Kita akan merasakan lebih banyak energi subyektif. Kita mulai mengalami kondisi kesadaran di mana segala sesuatu dalam hidup kita kemudian mengalir dengan mudah. Kesehatan yang baik bukan hanya tidak adanya penyakit, namun merupakan sukacita yang harus ada di dalam diri kita sepanjang waktu. Ini adalah keadaan kebahagiaan positif, yang tidak hanya secara fisik tapi juga secara emosional, psikologis dan akhirnya bahkan spiritual. Teknologi tidak akan membuat kita sehat. Apa yang akan membuat kita sehat harus selaras dengan kekuatan alam semesta, merasakan bahwa tubuh kita adalah bagian dari tubuh alam semesta, yang selalu berkomunikasi dengan alam, berkomunikasi dengan jiwa kita dengan selalu meluangkan waktu dalam keheningan dan kesendirian.
Lautan dan sungai-sungai di planet kita adalah darah kehidupan yang beredar di dalam jantung kita dan di dalam tubuh kita. Udara adalah nafas suci kehidupan yang memberikan energi bagi setiap sel dalam tubuh kita sehingga bisa hidup dan bernafas dan berpartisipasi dalam tarian kosmos. Untuk mengetahui bahwa kita adalah bagian dari bumi ini, untuk mengetahui bahwa kita tidak terpisahkan dari kosmos, adalah dengan memiliki pengalaman sukacita, pengalaman keterhubungan dengan segala sesuatu. Ini adalah pengalaman penyembuhan, ini adalah pengalaman seluruh keberadaan. Dan untuk menjadi utuh adalah dengan hidup dalam kasih karunia.


Share:

Rabu, Januari 21, 2015

Batuan di Bumi

Di sekolah Waldorf sebagai bentuk pendidikan holistik dan utuh, pelajaran sains diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sangat menarik dan menyenangkan. Seperti memadukan semua potensi yang dimiliki manusia. Distimulus sehingga pelajaran-pelajaran yang disampaikan para gurunya menjadi lebih hidup. Lebih dinamis dan kreatif. Tidak kaku apalagi konvensional.

Teringat sebuah materi sains tentang batuan. Di alam ini ada berbagai jenis batuan alam yang menarik untuk dikaji dan dipelajari. Koleksi batuan alami ini terdapat di museum geologi Bandung. Batu mulia adalah salah satu batuan dengan banyak ragam yang sekarang kian digandrungi para lelaki muda maupun tua. Mereka tumplek di tempat-tempat penjualan batu mulia ini.

Jenis-jenis batu mulia ini ternyata banyak. Ada batu mulia yang tersohor pada jaman orde baru yaitu batu supersemar. Batu mulia yang kalau diterawang akan terlihat sosok tokoh pewayangan yaitu semar. Batu mulai merah juga banyak dicari. Namanya batu merah delima. Masih banyak lagi batu mulia yang dicari para kolektor. Di beberapa tempat dijual batu mulia dengan harga murah. Jual batu mulia murah tetapi masih memiliki nilai seni yang sangat tinggi.

Batu alami di alam juga masih banyak. Walaupun masih banyak, kita tetap dituntut untuk tetap memperhatikan kelestarian alam. Jangan sampai menambang sepuasnya karena bisa fatal kepada keberlangsungan kehidupan itu sendiri.

Banyak batu mulia di Cisangkal, Garut (idenide.blogspot.com)

Share:

Selasa, Januari 20, 2015

Treking

Kegiatan yang dilakukan sehari-hari mempengaruhi perkembangan fisik manusia. Terlalu sering duduk di kursi karena tuntutan pekerjaan dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas. Rutinitas tersebut tanpa disadari bisa membunuh secara pelan-pelan. Penumpukan lemak di beberapa bagian tubuh menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit.

Tak hanya dialami orang yang bekerja, anak-anak yang terlalu lama duduk di sekolahnya juga akan menyebabkan pertumbuhan fisiknya terganggu. Itulah kenapa saya sangat terinspirasi oleh Sekolah Waldorf yang bisa memadukan banyak sense dari manusia agar berkembang dengan baik. Mereka memadukan secara seimbang antara kegiatan yang mengasah skil berpikir, merasakan, dan mengalaminya secara langsung yang berhubungan dengan fisik. Di Sekolah Waldorf, perkembangan fisik yang baik akan mendukung perkembangan yang lainnya. Fisik yang distimulasi dengan berbagai kegiatan akan membangunkan saraf-saraf yang harus tumbuh sering tahapan tumbuh kembang anak.
Salah satu hal yang menyenangkan dilakukan di sekolah sehubungan dengan fisik ini adalah treking.

Treking atau menjelajah atau menyusuri jalan setapak sangat menantang buat anak-anak. Media treking bisa bermacam-macam. Mulai dari yang sederhana sampai fase treking tersulit. Jalan jauh menyusuri jalan setapak di kawasan kebun teh atau dikenal dengan nama tea walk bisa menjadi alternatif untuk anak-anak dalam fase SD Kecil atau rentang usia 0-7 tahun dan 7-14 tahun. Kebun teh akan menyajikan pengalaman yang menyenangkan. Hijaunya daun teh akan memberikan pemandangan yang enak buat anak-anak.

Sementara untuk naik gunung, yakinkan anak-anak siap mental karena naik gunung itu sangat berat medannya. Turun sedikit levelnya, treking ke bukit adalah pilihan yang tidak kalah menantang. Saat dipuncak bukit, anak-anak akan merasa senang.
Banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan dari kegiatan treking selain menstimulus perkembangan fisik. Keuntungan tersebut antara lain:
1. Melatih kesabaran. Jalan jauh itu butuh kesabaran. Anak-anak harus sabar saat menjalaninya. Mengantri dan tidak saling menyusul.
2. Mengasah kepekaan. Jalan jauh itu akan berhubungan dengan orang dan lingkungan yang baru. Saat menemukan hal baru, anak akan senang untuk melihatnya. Terkadang anak-anak bisa menemukan hal baru pada jalur yang sepertinya bukan baru.
3. Membangun kerjasama. Saat jalan jauh bersama kelompoknya, anak-anak akan berjalan bersama kelompoknya. Untuk tetap bersama mereka harus kompak dan saling memperhatikan satu sama lain.
4. Kepedulian kepada teman. Jalan jauh akan membuat anak terikat satu sama lain. Saat ada yang ketinggalan, biasanya anak-anak yang peduli akan membantu satu sama lain.
Nah, itulah manfaat kegiatan treking yang bisa anak-anak rasakan. Treking bisa dijadikan alternatir pembelajaran di sekolah agar tidak membosankan. Treking akan membuat anak bergerak dinamis dan menyehatkan.


Share:

Rabu, Desember 31, 2014

How Good You Want To Be?

Tahun 2014 sebentar lagi berakhir. Pasti banyak cerita selama mengarungi tahun 2014. Cerita-cerita seru yang membuat tahun 2014 menjadi sangat berkesan. Pelajaran-pelajaran penting mengalir sedemikian rupa pada setiap individu yang menjalaninya. Semua tahu, guru terbaik adalah pengalaman. Selama mengalami tahun 2014, pengalaman-pengalaman yang terjadi baik yang berkesan mendalam atau sekedar lewat saja, semuanya adalah guru buat kita. Guru-guru itu membawa pelajaran kehidupan untuk kita maknai.

Whatever You Think, Think The Opposite! (Paul Arden)
Selama menjalani, kita menginginkan kebaikan tetapi adakalanya malah ketidakbaikan yang menimpa. Bisa jadi itu yang terbaik yang Tuhan berikan pada kita. Baik di mata kita belum tentu baik di mata Tuhan. Tetapi tidak baik di mata kita bisa jadi kebaikan di mata Tuhan. Kita hanya tidak menyadarinya. Tuhan mengajak kita untuk lebih bersabar menunggu waktu yang tepat.

Teringat salah satu catatan Paul Arden, It's  All My Fault yang berusaha menasehati dengan baik.
If you are involved in something that goes wrong, never blame others. Blame no one but yourself. If you touched something, accept total responsibility for that piece of work. If you accept responsibility, you are in a position to do something about it. 
The point is that, whatever other people's failings might be, you are the one to shoulder the responsibility. There are no excuses.

Terimalah setiap pelajaran penting dalam hidup ini untuk kebaikan diri sendiri. Tidak ada alasan untuk mencari-mencari kesalahan ke pihak luar. Intinya ada di dalam diri.

Everybody wants to be good, but no many are prepared to make the sacrifices it takes to be great.
To many people, being nice in order to be liked is more important. There's equal merit in that, but you must not confuse being good with being liked.
Most people are looking for a solution, a way become good. There is no instant solution, the onle way to learn is through experience and mistakes.
You will become whoever you want to be.





Share:

Rabu, Desember 17, 2014

Membaca Peta

Membaca Peta (mrwallpaper.com)
Membaca peta adalah salah satu keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh anak-anak sekolah. Pada pelajaran sains, ada bagian menghitung skala, mengenal benua, kenampakan alam, dll. Membaca peta ini dahulu mengingatkan saya pada sebuah pelajaran tentang peta buta. Pelajaran ini hanya bagian terkecil saja dari cara belajar yang tidak tepat yang diajarkan. Membaca peta adalah bagian tak terpisahkan dari tradisi membaca, berpikir, menganalisis dan men-digest sebuah informasi. Buta-baca-peta akan menyebabkan ”greget” dari sebuah informasi gagal tersampaikan.

Membaca peta erat kaitannya dengan cara belajar serta minat membaca. Fakta minat baca masyarakat Indonesia untuk kawasan Asia Tenggara menduduki peringkat keempat setelah Malaysia, Thailand, dan Singapura. Budaya membaca yang masih rendah dikalangan penduduk Indonesia ini, ditenggarai sebagai alasan mengapa membaca peta sulit. Mungkin juga ada alasan lain yaitu peribahasa “malu bertanya, sesat dijalan”, dengan peribahasa ini membaca peta hanya bagian kecil saja selebihnya bertanya saja dari pada susah-susah membuka peta.

Pelajaran peta buta berfokus pada hapalan, yaitu menghapal lokasi sebuah negara atau kota tanpa petunjuk lain selain kota atau negara terdekat. Sementara membaca peta adalah berpikir, menganalisis dan menyimpulkan baik itu jalur atau lainnya sesuai kebutuhan. Peta buta adalah bukti ketidaktepatan menggunakan alat sebagaimana mestinya alat tersebut berfungsi. Peta adalah alat atau media untuk mengetahui lokasi tempat kita berada serta mencari jalur untuk tujuan yang hendak kita capai. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Bukan sebagai media untuk hapalan. Itulah yang membedakan cara belajar di Indonesia, memposisikan peta sebagai media untuk hapalan bukan sebagai alat.

Share:

Senin, Desember 15, 2014

Sisi Lain Warna

Menggambar di sekolah adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan. Menambahkan gambar dalam setiap catatan membuatnya terlihat menarik. di Sekolah Waldorf, menggambar bahkan ada pelatihan untuk gurunya. Di sekolah tersebut bahkan ada semacam buku tutorialnya. Judul buku  tersebut adalah Painting and Drawing In Waldorf School. Hal ini menunjukan begitu pentingnya menggambar dalam sebuah aktivitas pendidikan di sekolah. Kekhasan gambar di Sekolah Waldof adalah warna yang menarik serta ketiadaan garis tepi atau outline. Bandingkan dengan gambar pada umumnya. Bahkan sayapun masih suka menggambar dengan outline. Mereka dilatih menggambar tanpa outline sejak tahapan dini.

Gambar anak di Sekolah Waldorf (http://sacramentohomeschoolmathbyhand.com/)
Dalam menggambar ada salah satu aspek yang juga sama pentingnya yaitu warna. Bandingkan sebuah karya gambar yang berwarna dengan gambar yang tidak berwarna. Tentu akan memberikan perasaan yang berbeda pada setiap karya yang berwarna. Saya selalu mengarahkan anak untuk mewarnai karyanya terutama karya gambar. Jika tidak diarahkan, beberapa anak biasanya memilih warna yang praktis, mudah, dan cepat.  Ada kesan yang penting berwarna, masalah banyak atau tidaknya terserah guru. Tentang ini, saya mengelompokan anak-anak dalam beberapa kategori berdasarkan cara berkaryanya. Si praktis dan si perfect. Si perfect akan memilih warna dengan durasi waktu yang lama. Ia akan memikirkan banyak hal tentang pilihan warnanya. Pekerjaanya biasanya lambat karena ia sibuk memilih warna di awal. Sementara si praktis, cenderung cepat menentukan tetapi keinginannya untuk cepat beres membuat karyanya terlihat tidak maksimal.

Dari pilihan warna, kita bisa mengidentifikasi anak. Kecenderungan anak dalam memilih warna-warna yang dominan dalam karyanya menggambarkan secara tidak langsung kepribadiannya. Misalnya anak yang menyukai warna hitam. Anak yang menyukai warna hitam cenderung punya pemikiran yang konservatif. (konservatif berasal dari bahasa latin com servare, yg artinya "melindungi dari kerusakan/kerugian) dan sangat tahu apa kelebihan diri mereka(agak kepedean sih). Warna hitam juga cenderung membuat mereka ingin tampil percaya diri.
Anak yang menyukai warna hitam atau putih biasanya memiliki sifat yang bersahaja, imajinatif, petualang, bersemangat, antusias dan periang. Biasanya orang yang menyukai warna ini menganggap hidup hanyalah sebagai permainan. Ia menyukai hal-hal yang menyenangkan dan menantang, senang bekerja untuk membantu orang lain karena hal ini merupakan suatu petualangan dan kebahagiaan bagi dirinya.
Warna lainnya misalnya pink. Warna ini cenderung dikenal sebagai warna feminin (lebih kepada sifat kewanitaan). Warna ini menyembunyikan kepribadian yang misterius, bukan misterius yang berbau mistis tapi lebih kepada sesuatu yang jarang orang lain tahu. Jadi, tak benar jika seseorang yang menyukai warna pink adalah sosok yang sangat girly, bisa jadi ia pandai memainkan gayanya. Orang yang menyukai warna ini memiliki sifat yang romantis, hangat, suka membantu, penyayang dan mempunyai kesederhanaan spiritual . Jika pink adalah warna kesukaan Anda, biasanya Anda menganggap orang-orang yang peduli dengan Anda sebagai sesuatu yang paling berharga yang pernah Anda miliki. Anda membutuhkan kedekatan, aturan yang fleksibel, menyukai adaptasi dan perubahan. Anda benar-benar suka dengan keromantisan, pelukan, serta komunikasi. Demikianlah penjelasan dari Paulus Darby tentang Mengetahui sifat seseorang dari warna kesukaannya. Semoga apa yang telah dihadirkan oleh Aura pesona kali ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan untuk hal yang positif.
Memilih warna merah menunjukan sosok anak yang cerdas, berani dan vokal! Mereka sangat suka berada di tengah banyak orang dan menjadi pusat perhatian. Mereka juga suka berpetualang dan tak suka ditentang.
Penggemar warna merah biasanya adalah orang yang tegas, memiliki kepribadian yang cemerlang, kepemimpinan yang kuat, punya semangat yang tinggi, jiwa sosialnya tinggi dan menyukai koneksi dengan banyak orang. Orang yang menyukai warna merah adalah type yang senang dengan kesibukan yang membutuhkan energi yang tinggi seperti berbicara, presentasi, dan membuat koneksi baru.
Sementara itu untuk anak yang menyukai warna biru, seperti kesan yang didapat dari kejernihan warnanya, Mereka yang menyukai warna biru adalah sosok penyayang dan berjiwa bebas. Mereka percaya bahwa kecantikan dari dalam dirilah yang membuat mereka cantik seutuhnya. Seperti air yang mengalir, energinya surut dan naik, melihat perubahan untuk melakukan suatu gerakan. Orang yang menyukai warna biru biasanya dapat di andalkan untuk memecahkan suatu masalah.
Warna oranye menunjukkan seseorang adalah orang yang tulus, menikmati tantangan dan hal-hal baru. Mereka juga punya ambisi besar serta senang menjadi pusat perhatian. Memang ngga banyak sih arti kata dari warna orange ini tapi kalau ditela'ahi punya ambisi besar pasti selalu ingin mencoba hal-hal yang baru dan tidak mudah menyerah untuk selalu mencoba.
Anak sedang menggambar 
Bagi anak yang suka warna kuning, biasanya ia anak yang optimis (orang yang selalu berpengharapan baik dalam mengenai segala hal) suka akan tantangan dan kegiatan di luar ruangan. Penyuka warna kuning juga adalah anak yang fleksibel dan punya intuisi yang kuat.
Warna putih dikatakan sebagai warna netral, dan demikian pula dengan yang memfavoritkan warna satu ini. Mereka Cenderung pecinta damai dan tak suka memihak. Selain itu juga termasuk orang yang tenang dan mudah berteman dengan siapa saja.
Untuk pecinta hijau, maka tak salah lagi, Kalian adalah sosok pecinta lingkungan. Sekalipun mungkin bukan orang yang terjun di dalam organisasi pecinta lingkungan, namun kalian berusaha menjaga lingkungan sekitarnya. Ia juga anak yang keras kepala, namun sekaligus teman yang menyenangkan. Dewasa, berambisi, punya semangat hidup yang tinggi, menyukai sesuatu yang nyata, kehidupan sehari-hari, karir, perubahan, seringkali dikaitkan dengan selera, nilai-nilai dan keyakinan yang tradisional. Jika hijau adalah warna favoritnya, ini melambangkan kedewasaan dan ambisi. Ia mampu bergerak dengan cepat, menganggap kehidupan sebagai tangga dan ia dapat mendakinya dengan cepat. Ia memiliki kekuatan perasaan yang bisa mengontrol apa saja yang ada di sekitarnya.

Pilihan anak terhadap warna dominannya dalam setiap karya tidak bisa dipaksakan oleh gurunya. Ia mengalir begitu saja. Biasanya saya hanya memberikan saran dan arahan untuk menambahkan sisi-sisi lainnya dari warna yang lain. Berharap anak mampu memadukan warna lainnya dalam sebuah karya. Kan tidak menarik jika anak hanya berkarya dengan satu warna saja sementara yang lainnya mampu memadukan semua warna dengan baik.
Share:

Jumat, September 26, 2014

Menulis Tangan

Lama saya tak membuat catatan tulisan tangan setelah banyak versi digital yang saya gunakan. Saat bergiat bersama anak-anak yang keseharian berada di kampung tanpa paparan teknologi digital, saya merasa ada yang hilang ketika saya terlalu sering berinteraksi digital.

Ada yang nyata di depan saya yaitu anak-anak yang bermain selalu dengan alam. Mereka berinteraksi secara alamiah dengan lingkungan sekitarnya. Maka sayapun berusaha mendekati mereka tanpa teknologi untuk menjaga kemurnian jiwa mereka.

Mulailah saya menulis dengan tangan. Hasilnya ada kepuasan yang saya rasakan ketika satu tulisan tangan selesai. Anak juga merespon dengan baik. Mereka seolah tertantang untuk kreatif.

"Sesuatu yang datang dari hati akan sampai kepada hati juga" demikian seorang teman saya berkata saat diskusi kecil tentang pendidikan yang menyenangkan dan pendidikan utuh dan holistik.

Share:

Selasa, Agustus 19, 2014

Mendongeng

Kenapa mendongeng? saya sertakan sebuah kultwit tentang kenapa mendongeng dari alamat account twitter bernama @FestivalDongeng. Oh iya, Festival Dongeng Bandung 2014 sendiri akan dilaksanakan pada 7 September 2014 di Gedung Indonesia Menggugat. Inilah twitt yang membahas tentang dongeng tersebut.
1. Kenapa mendongeng? Ini yang akan dibahas sekarang.
2. Mendongeng adalah aktivitas menarik yang sangat dinantikan anak-anak. Banyak hal yang anak-anak pelajari dari tokoh-tokoh dlm dongeng.
3. Misalnya melihat sosok yang baik dan sosok yang jahat. Yang baik akan menjadi panutan anak-anak.
4. Sementara sosok yang tidak baik akan mereka jauhi. Tokoh baik akan selalu menang melawan tokoh jahat.
5. Dongeng juga bisa menjadi alat untuk memberitahu tentang sikap baik dalam berteman
6. Lalu sikap tidak baik yang diwakili tokoh jahat diharapkan bisa dijauhi oleh anak-anak
7. Dari interaksi keseharian bersama anak-anak, kita bisa menuangkannya dalam sebuah cerita.
8. Guru dan orangtua, bisa menjadikan kegiatan mendongeng untuk memberitahu nilai-nilai baik dalam kehidupan.
Oh iya, jangan lupa nantikan Festival Dongeng Bandung 2014, tgl 7 sept 2014 di Gedung Indonesia Menggugat. See you :)




Share:

Jumat, Januari 03, 2014

Sekolah Waldorf

Sekolah ini adalah salah satu sekolah yang menginspirasi saya selama bergiat. Banyak inspirasi mendidik yang saya ambil referensinya dari sekolah ini.Sekolah Waldorf menjadi pilihan para petinggi perusahaan teknologi di Silicon Valley.
Pendidikan Waldorf dikenal pula sebagai Pendidikan Steiner. Sistem ini dikembangkan oleh Rudolf Steiner dari Austria. Pendidikan di Sekolah Waldorf mementingkan imajinasi dan kreativitas dalam pembelajaran. Misi sekolah ini adalah mendidik anak-anak agar menjadi pribadi yang merdeka, utuh, dan memiliki tanggung jawab sosial. Guru dipandang memiliki tugas suci membantu perkembangan jiwa dan rasa anak-anak. Setiap anak dibantu agar mereka bisa mencapai yang terbaik sesuai potensi masing-masing.
Sekolah Waldorf di Thailand (iden wildensyah)

Sejarah Sekolah Waldorf
Sekolah Waldorf di sebagian tempat dikenal pula sebagai Sekolah Steiner, yang diambil dari nama Rudolf Steiner. Sedangkan nama Sekolah Waldorf, diambil dari nama sekolah pertama yang didirikan dan dikembangkan Rudolf Steiner. Sekolah itu dibangun di Kota Stutgart, Jerman, tahun 1919. Sekolah itu dibangun untuk mendidik anak-anak pekerja pabrik Waldorf-Astoria. Nama Sekolah Waldorf kemudian menjadi trademark.
Sekolah Waldorf terus bertambah. Hingga tahun 2011, sudah ada 1.003 Sekolah Waldorf di 60 negara. Serta, ada lebih dari 2.000 pendidikan anak usia dini, 629 institusi untuk sekolah rumah, dan sekolah luar biasa di seluruh dunia. Sekolah-sekolah itu merupakan sekolah independen, namaun menerapkan model pendidikan yang dikembangkan oleh Rudolf Steiner.
Teori Perkembangan Anak Menurut Rudolf Steiner
Dalam prosesnya, pendidikan di Sekolah Waldorf sangat menekankan pentingnya pendidikan berdasarkan jenjang usia. Berikut ini tahap-tahap pembelajaran dalam sistem pendidikan Rudolf Steiner.
  • Pada masa awal kanak-kanak, pembelajaran  lebih banyak didasarkan kepada pengalaman, peniruan, dan berbasis indra. Pembelajaran pun lebih banyak menggunakan kegiatan-kegiatan praktis.
  • Pada masa usia sekolah dasar, pembelajaran bersifat artistik dan imajinatif. Pada tahap ini, pendekatan yang digunakan adalah membangun kehidupan emosional anak. Juga, mengembangkan ekspresi seni anak melalui serangkaian seni pertunjukan dan seni rupa.
  • Pada masa remaja, pembelajaran ditekankan pada pengembangan pemahaman intelektual, juga gagasan-gagasan mulia seperti tanggung jawab sosial.
Sistem Pendidikan di Sekolah Waldorf
  1. Memupuk Kreativitas 
Pembelajaran di tingkat SD ditekankan kepada pemupukan daya imajinasi dan kreativitas anak. Perkembangan emosi anak mendapat perhatian besar. Anak-anak mendapatkan banyak ruang untuk berekspresi melalui berbagai bidang seni seperti seni drama, seni musik, seni rupa, hingga seni suara. Untuk memupuk kreativitas, segala hal yang dipandang menghambat kreativitas anak akan dijauhkan. Bukan hanya komputer, tetapi juga televisi serta rekaman musik. Aktivitas di luar ruangan serta gerak badan juga sangat dipentingkan.
2.      Keterampilan Diutamakan
Keterampilan tangan para murid juga sangat diutamakan dalam pembelajaran ini. Misalnya merajut, membuat keramik, menjahit dengan tangan, dan sebagainya. Bahkan, pelajaran keterampilan masuk kurikulum sekolah. Mereka meyakini, keterampilan tangan dapat melatih koordinasi antara mata dengan tangan. Juga belajar untuk fokus dalam sebuah proses sejak membuat konsep hingga tahap penyelesaian.

3.      Cinta Bahasa Sebelum Bisa Membaca
Salah satu keunikan lainnya adalah sebelum anak-anak bisa membaca, para guru lebih dulu menumbuhkan kecintaan akan bahasa. Hal itu dibangun melalui bahasa lisan, nyanyian, puisi, serta permainan. Termasuk saat guru mendongeng, anak-anak akan menyimak dan belajar menjadi pendengar yang baik.
Selain bahasa ibu, anak-anak diajarkan pula dua bahasa asing di tingkat dasar. Untuk sekolah berbahasa Inggris, bahasa asing yang diajarkan adalah bahasa Jerman dan bahasa Prancis atau Spanyol.

4.      Keterampilan Bersosialisasi
Murid-murid juga diajarkan mengenai pentingnya memiliki rasa tanggung jawab sosial, rasa hormat, dan kasih sayang, serta kemampuan bekerja sama. Diajarkan pula mengenal perbedaan. Seperti di Afrika Selatan, saat politik apartheid masih diberlakukan. Sekolah Waldorf justru memiliki murid warga kulit hitam maupun kulit putih. UNESCO memiliki peran menyiapkan masyarakat untuk memasuki era komunitas baru yang menyatu.

Sekolah Waldorf di Thailand
Panyotai Waldorf School (dok. Iden Wildensyah)
Saya bersyukur punya kesempatan mengunjungi Sekolah Waldorf di Asia Tenggara yaitu Thailand. Dua Sekolah Waldorf yang saya kunjungi adalah Tripat Waldorf School dan Panyotai Waldorf School
Inilah sedikit catatan saya waktu mengungjungi kedua sekolah tersebut.
Salah satu hal yang menarik dari sekolah ini adalah penggunaan kapur dan bentuk papan tulis yang tidak konvensional. Bentuknya sangat artistik bisa dibuka tutup yang memungkinkan anak-anak untuk menyerap materi dengan penuh kejutan-kejutan menarik dari gurunya. Setiap bagian dalam papan tulis memiliki arti dan gambar tersendiri. Yang patut diacungi jempol dari setiap ruangan dan papan tulis yang saya lihat adalah kreativitas guru-gurunya dalam menampilkan gambar dan materi yang menarik. Tidak rata-rata, tentu saja.
Para guru membuat dengan kesungguhan dan cita rasa seni yang tinggi. Seperti menggambar salah satu adegan dongeng yang menjadi pengantar untuk belajar anak-anak, membuat komposisi warna pada pelajaran matematika dan pengenalan bidang datar, dll. Sangat artistik dan terlihat bahwa seni adalah bagian tak terpisahkan dari mengajar apapun. Inspirasi semangat ini yang perlu ditiru, saya senang melihat dan merasakan secara langsung energi yang positif dalam menghantarkan pembelajaran untuk anak-anak.
Di kedua sekolah yang saya datangi, saya juga merasakan bahwa berkarya adalah keseharian mereka dan mereka sangat menikmati saat-saat berkarya, saat merancang, dan saat mengerjakannya. Berkarya adalah bagian pembelajaran yang menyenangkan dan menaik.
Dalam berkarya, anak-anak membuat karya individu dan kelompok. Berkarya bisa menjadi proyek yang berdaya guna. Hasil karyanya bisa digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Baik karya kelompok atau juga karya individu, misalnya merajut untuk membuat wadah dekoder. Lebih dalam lagi, merajut adalah bagian dari keterampilan untuk membuat pakaian. Dalam membuat proyek, anak-anak berkarya sesuai jenjangnya. Anak-anak yang lebih besar dengan kemampuan fisik dan motorik kasarnya yang sudah terasah mampu membuat proyek yang besar untuk digunakan anak-anak jenjang kecil. Misalnya membuat rangka kayu untuk permainan, rumah-rumahan dari kayu, dsb.
Bersama guru di Tripat Waldorf School (dok. Iden Wildensyah
Dalam berkarya selanjutnya bisa disebut sebagai bagian dari proyek kelas.Proyek yang selalu melibatkan anak-anak dan guru sebagai fasilitator. Pada sekolah yang saya datangi, salah satu proyek besarnya adalah pembuatan ruangan untuk berkarya dengan bahan kayu. Mulai dari meratakan tanah, membuat tiang-tiang penanda, dan membuat pondasi, semua dikerjakan bersama-sama oleh guru dan anak-anak. Anak-anak adalah pemeran utama dalam proyek ini, guru sebagai fasilitator mengarahkan dan membimbing anak-anak untuk bisa menjalankan proyeknya dengan baik.
Mari kita lihat juga proyek di jenjang kelas 2, di sini saya melihat sebuah anyaman dari benang berwarna-warni. Salah seorang guru yang saya temui merendah ketika ditanya itu proyek spektakuler untuk anak-anak kelas 2. “Yah, tapi gak tahu kapan selesainya” kata dia sambil bercanda. Proyek ini dikerjakan setelah mengerjakan pekerjaan rutin sekolah lainnya misalnya mengerjakan lembaran kerja matematika. Tiap anak yang berhasil duluan, boleh mengambil satu benang kemudian disulam dengan cara mengikuti pola yang sudah ada sebelumnya. Proyek ini selain mengajarkan ketekunan, kerapihan, dan ketepatan mengikuti pola juga mengajarkan kreativitas dalam mengolah bahan benang. Anak-anak yang mengerjakan proyek itu sangat menikmati prosesnya, mereka belajar untuk tenang dan mampu mengerjakan sesuai instruksi tanpa harus terburu-buru ingin menyelesaikan pekerjaannya.


Sebagian sumber artikel ini diambil dari Koran Berani, 15 November 2011. 



Share:

Postingan Populer